REAKSI REDOKS
1.
Pengertian reaksi redoks
Reaksi redoks
adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang
di dalamnya terdapat serah terima elektron anatar zat. Reaksi redoks sederhana
dapat disetarakan dengan mudah tanpa metode khusus, seperti yang telah
dijelaskan di kelas X. akan tetapi untuk reaksi yang cukup kompleks, ada dua
metode yang dapat digunakan untuk meyetarakannnya, yaitu:
1) Metode bilangan
oksidasi
Adalah metode
yang digunakan untuk reaksi yang berlangsung tanpa atau dalam air, dan memiliki
persamaan reaksi lengkap (bukan ionik).
2) Metode setengah reaksi (metode ion elektron),
yang digunakan untuk reaksi yang berlangsung dalam air dan memiliki persamaan
ionik.
2.
Menyetarakan
reaksi redoks
Ada dua macam
cara untuk menyetarakan reaksi redoks yaitu :
1.
Metode
bilangan oksidasi Prinsip dasar metode ini adalah jumlah kenaikan bilangan
oksidasi dari reduktor (zat yang teroksidasi) sama dengan jumlah penurunan
bilangan reduksi dari oksidator (zat yang tereduksi). Untuk menyetarakan
persamaan redoks dengan metode ini, harus ditempuh langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
2. Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas kiri dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
3. Tentukan jumlah berkurang dan bertambahnya bilangan oksidasi.
4. Setarakan jumlah
perubahan jumlah bertambah dan berkurangnya bilangan oksidasi tersebut dengan
memberi koefisien yang sesuai.
5. Setarakan unsur-unsur yang lainnya dalam urutan kation, anion, hidrogen,dan terakhir oksigen (KAHO)
Untuk lebih
jelasnya, perhatikanlah contoh berikut.
Setarakan reaksi
berikut dengan metode bilangan oksidasi:
MnO(s) + PbO2 (s) + HNO3 (aq)→ HMnO4(aq) + Pb(NO3)2 (aq)+ H2O(l)
Jawab:
Langkah 1, tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami perubahan bilangan oksidasi..
MnO(s) + PbO2 (s) + HNO3 (aq)→ HMnO4(aq) + Pb(NO3)2 (aq)+ H2O(l)
Jawab:
Langkah 1, tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami perubahan bilangan oksidasi..
+2 -2 +4 -2 +1 +5
-2 +1 +7 -2 +2 +5 -2 +1 -2
MnO(s) + PbO2 (s) + HNO3 (aq)→ HMnO4(aq) + Pb(NO3)2 (aq)+ H2O(l)
oksidasi
reduksi
Langkah 2, setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas kiri dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
Terdapat 1 atom Mn di ruas kanan dan kiri, sehingga tidak perlu disetarakan
Terdapat 1 atom Pb di ruas kanan dan kiri, sehingga tidak perlu disetarakan
Langkah 3, tentukan jumlah berkurang dan bertambahnya bilangan oksidasi.
Oksidasi: +2 +7
MnO → HMnO4
jumlah kenaikan b.o = (jumlah atom Mn) x (kenaikan b.o per atom Mn)= (1) x (5) = 5
MnO(s) + PbO2 (s) + HNO3 (aq)→ HMnO4(aq) + Pb(NO3)2 (aq)+ H2O(l)
oksidasi
reduksi
Langkah 2, setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas kiri dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
Terdapat 1 atom Mn di ruas kanan dan kiri, sehingga tidak perlu disetarakan
Terdapat 1 atom Pb di ruas kanan dan kiri, sehingga tidak perlu disetarakan
Langkah 3, tentukan jumlah berkurang dan bertambahnya bilangan oksidasi.
Oksidasi: +2 +7
MnO → HMnO4
jumlah kenaikan b.o = (jumlah atom Mn) x (kenaikan b.o per atom Mn)= (1) x (5) = 5
Reduksi: +4 +2 PbO2
→ Pb(NO3)2 Jumlah penurunan b.o = (jumlah atom Pb) x (penurunan b.o per atom
Pb) = (1) x (2) = 2 Langkah 4, setarakan jumlah perubahan jumlah bertambah dan
berkurangnya bilangan oksidasi tersebut dengan memberi koefisien yang sesuai.
Untuk menyamakan perubahan bilangan oksidasi, maka dilakukan perkalian silang berikut:
Untuk menyamakan perubahan bilangan oksidasi, maka dilakukan perkalian silang berikut:
Oksidasi: MnO →
HMnO4 (x 2) diperoleh 2MnO → 2HMnO4
Reduksi: PbO2 → Pb(NO3)2 (x 5) 5PbO2 → 5Pb(NO3)2
Persamaan reaksi menjadi:
Reduksi: PbO2 → Pb(NO3)2 (x 5) 5PbO2 → 5Pb(NO3)2
Persamaan reaksi menjadi:
2MnO + 5PbO2 +
HNO3→ 2HMnO4 + 5Pb(NO3)2 + H2O
Langkah 5, setarakan unsur-unsur yang lainnya dalam urutan kation, anion, hidrogen, dan terakhir oksigen (KAHO).
Kation, tidak ada Anion NO3-, jumlah anion NO3- di ruas kiri = 1 dan di ruas kanan = 10. jadi setarakan NO3- dengan mengubah koefisien HNO3 ruas kiri dari 1 menjadi 10. 2MnO + 5PbO2 + 10HNO3→ 2HMnO4 + 5Pb(NO3)2 + H2O Hidrogen. Jumlah atom hidrogen di ruas kiri 10 dan di ruas kanan 4.
Langkah 5, setarakan unsur-unsur yang lainnya dalam urutan kation, anion, hidrogen, dan terakhir oksigen (KAHO).
Kation, tidak ada Anion NO3-, jumlah anion NO3- di ruas kiri = 1 dan di ruas kanan = 10. jadi setarakan NO3- dengan mengubah koefisien HNO3 ruas kiri dari 1 menjadi 10. 2MnO + 5PbO2 + 10HNO3→ 2HMnO4 + 5Pb(NO3)2 + H2O Hidrogen. Jumlah atom hidrogen di ruas kiri 10 dan di ruas kanan 4.
jadi, setarakan H dengan mengubah H2O di ruas
kanan dari 4 menjadi 10. 2MnO + 5PbO2 + 10HNO3→ 2HMnO4 + 5Pb(NO3)2 + 4H2O
Oksigen. Jumlah atom oksigen di ruas kanan = 42 dan di ruas kiri =42. jadi sudah setara. Jadi, persamaan yang diperoleh adalah
2MnO + 5PbO2 + 10HNO3→ 2HMnO4 + 5Pb(NO3)2 + 4H2O
Oksigen. Jumlah atom oksigen di ruas kanan = 42 dan di ruas kiri =42. jadi sudah setara. Jadi, persamaan yang diperoleh adalah
2MnO + 5PbO2 + 10HNO3→ 2HMnO4 + 5Pb(NO3)2 + 4H2O
2. Metode setengah
reaksi atau metode ion electron
Prinsip
dasar metode setengah reaksi adalah pemisahan reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi dalam reaksi redoks. Masing-masing reaksi tersebut dinamakan setengah
reaksi oksidasi dan setengah reaksi reduksi. Kedua reaksi ini kemudian
disetarakan secara terpisah, sebelum digabungkan kembali untuk memperoleh
persamaan reaksi redoks yang sudah setara secara keseluruhan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada metode ini, yaitu:
Persamaan reaksi redoks merupakan penjumlahan dua setengah reaksi.
Jumlah elektron yang dilepaskan pada oksidasi sama dengan jumlah elektron yang ditangkap pada reduksi. Suasana berlangsungnya reaksi.
Metode setengah reaksi digunakan untuk reaksi redoks yang memiliki persamaan reaksi ionik dimana serah terima elektron digambarkan dengan jelas. Pembahasan metode ini, dibagi menjadi dua kondisi, yaitu untuk suasana asam dan suasana basa atau netral.
a. Reaksi redoks untuk larutan asam Penyetaraan
reaksi redoks untuk kondisi asam dilakukan dengan penambahan ion H+. Untuk
menyetarakan persamaan redoks pada suasana asam, harus ditempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
2. Tulislah kerangka setengah reaksi reduksi dan oksidasinya.
3. Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas kiri dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
4. Setarakan oksigen (O) dengan menambahkan H2O ke ruas yang kekurangan O
5. Setarakan hidrogen (H) dengan menambahkan H+ ke ruas yang kekurangan atom H
6. Setarakan muatan dengan menambahakan elektron (e-) ke ruas yang meuatannya lebih positif
7. Samakan jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh berikut:
Contoh
Setarakan reaksi
berikut dengan metode setengah reaksi:
Cu(s) + NO3-(aq)
+ H+(aq) → Cu2+(aq) + NO2 (g) + H2O (l)
Jawab:
Langkah 1, tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
Langkah 1, tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
0 +5 -2 +1 +2 +4
-2 +1 -2
Cu(s) + NO3-(aq)
+ H+(aq) → Cu2+(aq) + NO2 (g) + H2O (l)
oksidasi
reduksi
Langkah 2, tulislah kerangka setengah reaksi reduksi dan oksidasinya.
oksidasi
reduksi
Langkah 2, tulislah kerangka setengah reaksi reduksi dan oksidasinya.
Reduksi:NO3-→NO2
Oksidasi: Cu → Cu2+
Oksidasi: Cu → Cu2+
Langkah 3,
setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas
kiri dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
Karena jumlah
atom N dan Cu sudah setara, tidak ada yang perlu dilakukan
Reduksi: NO3- →
NO2
Oksidasi: Cu →
Cu2+
Langkah 4,
setarakan oksigen (O) dengan menambahkan H2O ke ruas yang kekurangan O
Reduksi: NO3- →
NO2 + H2O
Oksidasi: Cu →
Cu2+
Langkah 5,
setarakan hidrogen (H) dengan menambahkan H+ ke ruas yang kekurangan atom H
Reduksi: 2H+ +
NO3- → NO2 +H2O
Oksidasi: Cu →
Cu2+
Langkah 6,
setarakan muatan dengan menambahkan elektron (e-) ke ruas yang muatannya lebih
positif.
·
Pada reaksi reduksi, muatan ruas kiri = 1 x
(muatan NO3-) = 1x (3-) =3-
Muatan ruas kanan = 2 x (muatan H+) = 2 x (1+) = 2+
Muatan ruas kanan = 2 x (muatan H+) = 2 x (1+) = 2+
Jadi, muatan ruas
kiri (3-) dan ruas kanan (2+) dapat disetarakan dengan penambahan 1 e- di ruas
kanan.
·
Pada reaksi oksidasi, muatan ruas kiri = 0
Muatan ruas kanan
= (muatan Cu2+) = 2-
Jadi, muatan ruas
kiri (0) dan ruas kanan (2-) dapat disetarakan dengan penambahan 2 e- di ruas
kiri.
Reduksi: H2O +
NO3- → NO2 +2H+ + e-
Oksidasi: 2e- +
Cu → Cu2+
Langkah 7,
Samakan jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi dengan perkalian
silang atau jika jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi adalah
kelipatan, maka gunakan faktor terkecil. Lalu, jumlahkan kedua setengah reaksi
tersebut.
Reduksi: H2O + NO3- → NO2 +2H+ + e- (x2) 2H2O + 2NO3- → 2NO2 + 4H+ +2e-
Reduksi: H2O + NO3- → NO2 +2H+ + e- (x2) 2H2O + 2NO3- → 2NO2 + 4H+ +2e-
Oksidasi: 2e- +
Cu → Cu2+ (x1) 2e- + Cu → Cu2+ + Redoks: 2H2O + 2NO3- + Cu → 2NO2 + 4H+ + Cu2+
Jadi, persamaan
yang diperoleh adalah
2H2O + 2NO3- + Cu → 2NO2 + 4H+ + Cu2+
2H2O + 2NO3- + Cu → 2NO2 + 4H+ + Cu2+
b. Reaksi redoks
untuk larutan basa atau netral Penyetaraan reaksi redok untuk larutan basa atau
meta sama dengan larutan asam. Langkah 1-7 untuk larutan asam masih berlaku.
Kita hanya perlu menambahkan langkah ke 8 dan 9,yaitu penambahan OH- dan
perolehan total reaksi redoks. Untuk menyetarakan persamaan redoks pada
suasanabasa, harus ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
2. Tulislah kerangka setengah reaksi reduksi dan oksidasinya.
3. Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas kiri dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
4. Setarakan oksigen (O) dengan menambahkan H2O ke ruas yang kekurangan O
5. Setarakan hidrogen (H) dengan menambahkan H+ ke ruas yang kekurangan atom H
6. Setarakan muatan dengan menambahakan elektron (e-) ke ruas yang meuatannya lebih positif
7. Samakan jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi
8. Menambahkan OH- di ruas kiri dan kanan. Jumlah OH- harus sama dengan jumlah H+ yang ada. OH- dan H+ membentuk H2O.
9. Periksa apakah ada spesi yang sama di ruas kiri dan kanan. Jika ada,kurangi jumlah spesi yang lebih besar dengan yang lebih kecil.
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh berikut:
contoh :
Setarakan reaksi berikut dengan metode setengah reaksi:
Au (s) + CN-(aq)
+O2(g)→ Au(CN)4- (aq) +OH- (aq)
Jawab:
Langkah 1, tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
0 +4-3 0 +2 +4-3 -2 +1
Au (s) + CN- (aq) +O2(g)→ Au(CN)4- (aq) + OH- (aq)
reduksi
oksidasi
Langkah 2, tulislah kerangka setengah reaksi reduksi dan oksidasinya.
Jawab:
Langkah 1, tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
0 +4-3 0 +2 +4-3 -2 +1
Au (s) + CN- (aq) +O2(g)→ Au(CN)4- (aq) + OH- (aq)
reduksi
oksidasi
Langkah 2, tulislah kerangka setengah reaksi reduksi dan oksidasinya.
Reduksi: Au →
Au2+ Oksidasi: O2→ OH-
Langkah 3,
setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas
kiri dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
Reduksi: Au →
Au2+Oksidasi: O2→ OH- (tidak ada)
Langkah 4, setarakan oksigen (O) dengan menambahkan H2O ke ruas yang kekurangan O
Reduksi: Au → Au2+ Oksidasi: O2→ OH- + H2O
Langkah 5, setarakan hidrogen (H) dengan menambahkan H+ ke ruas yang kekurangan atom H
Langkah 4, setarakan oksigen (O) dengan menambahkan H2O ke ruas yang kekurangan O
Reduksi: Au → Au2+ Oksidasi: O2→ OH- + H2O
Langkah 5, setarakan hidrogen (H) dengan menambahkan H+ ke ruas yang kekurangan atom H
Reduksi: Au →
Au2+Oksidasi: 3H++O2→ OH- + H2O
Langkah 6, setarakan muatan dengan menambahkan elektron (e-) ke ruas yang muatannya lebih positif.
Langkah 6, setarakan muatan dengan menambahkan elektron (e-) ke ruas yang muatannya lebih positif.
• Pada reaksi
reduksi, muatan ruas kiri = 0 Muatan ruas kanan = 1 x (muatan Au2+) =1 x (2+) =
2+
Jadi, muatan ruas
kiri (0) dan ruas kanan (2+) dapat disetarakan dengan penambahan 2 e- di ruas
kanan.
• Pada reaksi
oksidasi, muatan ruas kiri = 3 x (muatan H+) =3 x (1+) = 3+
Muatan ruas kanan = 1x (muatan OH-) = 1x (1-) = 1- Jadi, muatan ruas kiri (3+) dan ruas kanan (1-) dapat disetarakan dengan penambahan 4 e- di ruas kiri.
Muatan ruas kanan = 1x (muatan OH-) = 1x (1-) = 1- Jadi, muatan ruas kiri (3+) dan ruas kanan (1-) dapat disetarakan dengan penambahan 4 e- di ruas kiri.
Reduksi: Au →
Au2+ + 2e-
Oksidasi: 4e-
+3H++O2→ OH- + H2O
Langkah 7,
Samakan jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi dengan perkalian
silang atau jika jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi adalah
kelipatan, maka gunakan faktor terkecil. Lalu, jumlahkan kedua setengah reaksi
tersebut.
Reduksi: Au →
Au2+ + 2e- (x2) 2Au → 2Au2+ + 4e-
Oksidasi: 4e- + 3H+ +O2→ OH- + H2O (x1) 4e- + 3H+ +O2→ OH- + H2O +
Reaksi redoks:2Au +3H+ +O2→ 2Au2+ +OH-+H2O
Oksidasi: 4e- + 3H+ +O2→ OH- + H2O (x1) 4e- + 3H+ +O2→ OH- + H2O +
Reaksi redoks:2Au +3H+ +O2→ 2Au2+ +OH-+H2O
Langkah 8, Menambahkan
OH- di ruas kiri dan kanan. Jumlah OH- harus sama dengan jumlah H+ yang ada.
OH- dan H+ membentuk H2O.
Reaksi redoks: 3OH- + 2Au + 3H+ + O2→ 2Au2+ + OH-+ H2O + 3OH-
Reaksi redoks: 3H2O + 2Au + O2→ 2Au2+ + H2O + 4OH-
Langkah 9, Periksa apakah ada spesi yang sama di ruas kiri dan kanan. Jika ada,kurangi jumlah spesi yang lebih besar dengan yang lebih kecil.
Reaksi redoks: 3H2O + 2Au + O2→ 2Au2+ + H2O + 4OH- (tidak ada)
Jadi, persamaan yang diperoleh adalah
Reaksi redoks: 3OH- + 2Au + 3H+ + O2→ 2Au2+ + OH-+ H2O + 3OH-
Reaksi redoks: 3H2O + 2Au + O2→ 2Au2+ + H2O + 4OH-
Langkah 9, Periksa apakah ada spesi yang sama di ruas kiri dan kanan. Jika ada,kurangi jumlah spesi yang lebih besar dengan yang lebih kecil.
Reaksi redoks: 3H2O + 2Au + O2→ 2Au2+ + H2O + 4OH- (tidak ada)
Jadi, persamaan yang diperoleh adalah
3H2O + 2Au + O2→
2Au2+ + H2O + 4OH-
SEL VOLTA (SEL GALVANI)
Sel Volta
adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik dari reaksi kimia berupa
reaksi redoks spontan. Prinsip kerja sel Volta adalah sebagai berikut :
1. Energi hasil dari reaksi kini dirubah menjadi energi listrik
2. Reaksi yang berlangsung adalah reaksi redoks
3. Pada katoda terjadi reduksi dan merupakan kutub positif
4. Pada anoda terjadi oksidasi dan merupakan kutub negatif
Jadi katoda positif, Anoda negatif disingkat KPAN yang dibaca
KAPAN
KOMPONEN SEL VOLTA
Rangkaian sel
elektrokimia pertama kali dipelajari oleh LUIGI GALVANI
(1780) dan ALESSANDRO
VOLTA (1800). Sehingga disebut sel Galvani atau sel Volta.
Keduanya menemukan adanya pembentukan energi dari reaksi kimia tersebut. Energi
yang dihasilkan dari reaksi kimia sel Volta berupa energi listrik.
Sel Volta
terdiri atas elektroda (logam seng dan tembaga) larutan elektrolit (ZnSO4 dan
CuSO4), dan jembatan garam (agar-agar yang mengandung KCl). Logam seng dan
tembaga bertindak sebagai elektroda. Keduanya dihubungkan melalui sebuah
voltmeter. Elektroda tempat berlangsungnya oksidasi disebut Anoda (elektroda
negatif), sedangkan elektroda tempat berlangsungnya reduksi disebut Katoda
(elektroda positif)
Sel Galvani atau disebut
juga dengan sel volta adalah sel
elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang
spontan. reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi
listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro
Guiseppe Volta.
Sel Volta adalah rangkaian sel yang dapat menghasilkan arus listrik.
Dalam sel tersebut terjadi perubahan dari reaksi redoks menghasilkan arus
listrik.
Sel volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi
oksidasi disebut anoda(electrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi
reduksi disebut katoda(electrode positif).
Rangkaian Sel Galvani
Contoh rangkaian sel galvani.
sel galvani terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
- voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel.
- jembatan garam (salt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan.
- anoda, elektroda negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi. pada gambar, yang bertindak sebagai anoda adalah elektroda Zn/seng (zink electrode).
- katoda, elektroda positif, tempat terjadinya reaksi reduksi. pada gambar, yang bertindak sebagai katoda adalah elektroda Cu/tembaga (copper electrode).
Proses dalam Sel Galvani
Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+
yang larut.
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Pada katoda, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap
menjadi logam Cu.
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
Hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah
reksi, sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel
galvani adalah:
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq)
+ Cu(s)
Sel
Volta dalam kehidupan sehari – hari :
1. Sel Kering (Sel Leclanche)
Dikenal sebagai batu baterai. Terdiri dari
katode yang berasal dari karbon(grafit) dan anode logam zink. Elektrolit yang
dipakai berupa pasta campuran MnO2, serbuk karbon dan NH4Cl.
Persamaan reaksinya :
Persamaan reaksinya :
Katode
: 2MnO2 + 2H+ + 2e ” Mn2O3 + H2O
Anode
: Zn ” Zn2+ + 2e
Reaksi
sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn ” Mn2O3 + H2O + Zn2
2. Sel Aki
Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan,
karena dapat berfungsi penyimpan listrik dan pada setiap saat dapat dikeluarkan
. Anodenya terbuat dari logam timbal (Pb) dan katodenya terbuat dari logam
timbal yang dilapisi PbO2.Reaksi penggunaan aki :
Anode
: Pb + SO4 2- ” PbSO4 + 2e
Katode
: PbO2 + SO42-+ 4H++ 2e ” PbSO4 + 2H2O
Reaksi
sel : Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+ ” 2PbSO4 + 2H2O
Reaksi
Pengisian aki :
2PbSO4
+ 2H2O ” Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+
3. Sel Perak Oksida
Sel ini
banyak digunakan untuk alroji, kalkulator dan alat elektronik.
Reaksi yang terjadi :
Reaksi yang terjadi :
Anoda : Zn(s) + 2OH-(l) ” Zn(OH)2(s) + 2e
Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e ” 2Ag(s) + 2OH-(aq)
Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) ” Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,34 V
4. Sel Nikel Cadmium (Nikad)
Sel Nikad
merupakan sel kering yang dapat diisi kembali (rechargable). Anodenya terbuat
dari Cd dan katodenya berupa Ni2O3 (pasta). Beda potensial yang dihasilkan
sebesar 1,29 V. Reaksinya dapat balik :
NiO(OH).xH2O + Cd + 2H2O → 2Ni(OH)2.yH2O + Cd(OH)2
5. Sel Bahan Bakar
Sel Bahan
bakar merupakan sel Galvani dengan pereaksi – pereaksinya (oksigen dan
hidrogen) dialirkan secara kontinyu ke dalam elektrode berpori. Sel ini terdiri
atas anode dari nikel, katode dari nikel oksida dan elektrolit KOH.
Reaksi yang terjadi :
Anode : 2H2(g) + 4OH-(aq) → 4H2O(l) + 4e
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq)
Reaksi sel : 2H2(g) + O2 → 2H2O(l)
Sel
elektrolisis
elektrokimia
di dalam sel.
Elektrolisis
artinya penguraian suatu zat akibat arus listrik. Zat yang terurai dapat berupa
padatan, cairan, atau larutan. Arus listrik yang digunakan adalah arus searah
(direct current = DC).
Tempat
berlangsungnya reaksi reduksi dan oksidasi dalam sel elektrolisis sama seperti
pada sel volta, yaitu anode (reaksi oksidasi) dan katode (reaksi reduksi).
Perbedaan sel elektrolisis dan sel volta terletak pada kutub elektrode. Pada
sel volta, anode (–) dan katode (+), sedangkan pada sel elektrolisis
sebaliknya, anode (+) dan katode (–).
Pada sel
elektrolisis anode dihubungkan dengan kutub positif sumber energi listrik,
sedangkan katode dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh karena itu pada sel
elektrolisis di anode akan terjadi reaksi oksidasi dan dikatode akan terjadi
reaksi reduksi.
Elektrolisis Air
Alat yang
akurat untuk penyelidikan elektrolisis air adalah alat elektrolisis Hoffman.
Alat ini dilengkapi elektrode platina dalam tabung penampung gas berskala
sehingga volume gas hasil elektrolisis mudah diukur.
Reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis adalah
Anode (+): 2H2O(l) → O2(g) + 4H+(aq)
+ 4e– (oksidasi O2–)
Katode (–): 4H2O(l) + 4e– → 2H2(g)
+ 4OH–(aq) (reduksi H+)
Reaksi : 2H2O(l) → 2H2(g) + O2(g)
Berapakah perbandingan volume gas H2 dan O2
yang terbentuk pada kedua tabung reaksi? Berdasarkan persamaan reaksi redoks
dapat diramalkan bahwa perbandingan volume gas H2 terhadap O2
adalah 2 : 1. Jika volume gas H2 20 mL, volume gas O2
adalah 10 mL.
Elektrolisis Larutan
Elektrolisis
larutan berbeda dengan elektrolisis air. Misalnya larutan NaI, terdapat ion Na+
dan ion I–. Kedua ion ini bersaing dengan molekul air untuk
dielektrolisis.
Di katode
terjadi persaingan antara molekul H2O dan ion Na+ (keduanya
berpotensi untuk direduksi). Demikian juga di anode, terjadi persaingan antara
molekul H2O dan ion I– (keduanya berpotensi dioksidasi).
Spesi mana yang akan keluar sebagai pemenang? Pertanyaan tersebut dapat dijawab
berdasarkan nilai potensial elektrode standar.
Setengah reaksi reduksi di katode:
Na+(aq) + e– →
Na(s) E° = –2,71 V
2H2O(l) + 2e– → H2(g) + 2OH–(aq)
E° = –0,83 V
Berdasarkan nilai potensialnya, H2O lebih berpotensi direduksi
dibandingkan ion Na+ sebab memiliki nilai E° lebih besar. Perkiraan
ini cocok dengan pengamatan, gas H2 dilepaskan di katode.
Setengah reaksi oksidasi di anode:
2I–(aq) → I2(g) + 2e–
E° = –0,54 V
2H2O(l) → O2(g) + 4H+(aq) + 4e–
E° = –1,23 V
Berdasarkan nilai potensial, ion I– memenangkan
persaingan sebab nilai E° lebih besar dibandingkan molekul H2O.
Reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis:
Katode: 2H2O(l) + 2e– → H2(g) +
2OH–(aq)
Anode: 2I–(aq) → I2(g) + 2e–
Reaksi: 2H2O(l) + 2I–(aq) → H2(g)
+ I2(g) + 2OH–(aq)
HUKUM FARADAY
Hukum Faraday 1
Hukum Faraday
1 menyatakan bahwa massa zat yang dibebaskan pada suatu elektrolisis berbanding
lurus dengan jumlah listrik yang mengalir. Secara matematis dapat dituliskan
seperti berikut.
G ≈ Q ….. (a)
Keterangan:
G = massa zat yang dibebaskan (gram)
G = massa zat yang dibebaskan (gram)
Q = jumlah listrik yang digunakan (Coulomb)
Apabila jumlah muatan listrik merupakan hasil kali kuat arus (I)
dengan waktu (t), maka persamaan di atas dapat ditulis seperti berikut.
G = I ⋅ t ….. (b)
Seperti kita ketahui bahwa dalam reaksi elektrolisis di katode
terjadi reaksi reduksi dengan persamaan:
Ln+(aq) + n e¯ → L(s)
Untuk mengendapkan 1 mol L diperlukan sejumlah n mol elektron.
Oleh karena itu, untuk mengendapkan sejumlah logam maka jumlah listrik yang
diperlukan adalah.
Q = n (e¯) × F ….. (c)
Keterangan:
F = Konstanta Faraday (96.500 C/mol)
F = Konstanta Faraday (96.500 C/mol)
n (e¯) = mol elektron
Jika persamaan (b) dan persamaan (c) kita substitusikan pada
persamaan (a) maka diperoleh persamaan seperti berikut.
I ⋅ t = n (e¯) ×
96.500
Banyaknya zat yang diendapkan selama elektrolisis dengan arus I
ampere dan waktu t detik adalah seperti berikut.
Ln+(aq) + n e¯ → L(s)
n mol e¯ ~ 1 mol L
Jadi untuk
menghitung massa logam yang terendapkan,
dapat dilakukan dengan persamaan berikut ini.
dapat dilakukan dengan persamaan berikut ini.
G = mol × Ar
Ar/n disebut juga
massa ekuivalen (Me).
Oleh karena itu,
persamaan di atas dapat juga ditulis seperti berikut:
Oleh karena itu,
persamaan di atas dapat juga ditulis seperti berikut:
Keterangan:
G = massa zat terendapkan (gr)
G = massa zat terendapkan (gr)
I = kuat arus (ampere)
t = waktu (sekon)
Me= massa ekuivalen
n = muatan ion L (biloks)
Hukum Faraday 2
Hukum Faraday
2 menyatakan bahwa zat yang dibebaskan dalam elektrolisis berbanding lurus
dengan massa ekuivalen zat itu. Secara matematis, pernyataan tersebut dapat
dituliskan seperti berikut.
G ≈ Me
Jika arus listrik yang sama dialirkan dalam dua buah sel
elektrolisis yang berbeda maka perbandingan massa zat yang dibebaskan akan sama
dengan perbandingan massa ekuivalennya.
Oleh karena
itu, menurut hukum Faraday 2, massa zat terendapkan hasil dua buah elektrolisis
dengan arus listrik yang sama secara matematis dapat dituliskan seperti
berikut.
Keterangan:
G=massa hasil elektrolisis (gram) Me= massa ekuivalen
Penerapan Reaksi
Redoks dan elektrokimia dalam Kehidupan
Sehari-hari
1. Reaksi Redoks
Pada Pengolahan LogamPada pemekatan biji logam dari batu karang baik secara
fisika maupun kimia kemudian dipekatkan menjadi bijih pekat. Bijih pekat
tersebut direduksi dengan zat pereduksi yang paling tepat.
3C(S)+
4Al3+(l)+ 6O-2(l)
4Al(l)+ 3CO2
l_________________l
reaksi
reduksi
2. Reaksi Redoks
Pada Penyambungan BesiRel-rel dilas dengan proses termit . Campuran aluminium
dan besi oksida disulut untuk untuk reaksi redoks dan panas yang
dihasilkan dapat melumerkan permukaan rel.Reaksi :
2Al(s)+
Fe2O3(S) 2Fe(s)+ Al2O3(S)
3. Reaksi Redoks
Pada Sel Aki
Pb(s)+
PbO2(aq)+ 2HSO4-2(aq)+2H+(aq) 2PbSO4(S)+ 2H2O(l)
4. Reaksi redoks
Pada Baterai (sel Leclanche)
Zn(s)+
2NH4+(aq)+ 2MnO2(S)
Zn2+(aq)+ Mn2O3(s)+ 2NH3(aq)+ H2O(l)
5. Reaksi Redoks
Pada Pengolahan Air Limbah
a.
Penerapan Konsep Elektrolit Limbah yang
mengandung logam berat (Hg+2, Pb+2, Cd+2, dan Ca2+) direaksikan
denganelektrolit yang mengndung anion (SO4-2) yang dapat mengendapkan ion logam
sehingga air limbah bebas dari air limbahPb+2(aq )+ SO4-2(aq) PbSO4(S)
b.
Ph Libahan LuurAkTi Luurakti mengandung bak
teribak teriaerb yang berfungsi sebagai oksidatorbah anorganik tanpa
menggunakan oksigen terarut dalam air sehingga harga BOD dapat di
kurangi.Zat atorganik di oksidasi menjadiCO2,H2O, NH4+dan sel biomassa baru.
PrOses lumpurakt berlangsung di tangki aerasi. Di kolam tersebut
berlangsung proses oksidasi limbah organik(karbohidrat, protein, minyak). Hasil
oksidasi senyawa- senyawa organi adalah CO2,H2O, sulfat, nitrat, dan fosfat.
Oksigen yang di peroleh untuk olsidasi di peroleh dari proses fotosintesa alga
yang hidup ditangki aerasi
6. Reaksi Redoks
Pada Sel Volta (Sel Galvani)Sel elektro kimia dimana reaksi oksidasi - reduksi
spontan terjadi dan menghasilkan beda potensial dI sebut sel galvani . Dalam
sel galvani energy kimia diubah menjadi energi listrik. Selgalvani juga sering
di sebut Sel Volta. Contoh sel galvani adalah baterai.Energi yang di lepaskan
sel dapat di gunakan untuk menyalakan radio dengan menghubungkan kabel dari
elektroda ke radio. Reaksi keseluruhan sel tembaga- magnesium ini adalah reaksi
redoks.
Mg(
s) + Cu2+(aq)Mg2+(aq) + Cu (s)
Apakah
fungsi jembatan garam? Ketika setengah reaksi berlanjut, ion-ion magnesium di
lepaskan ke larutan pada anoda, dan ion- ion tembaga pindah ke katoda. Ion- ion
harus bisa bergerak bebasan tara kedua elektroda untuk menetralkan muatan
positif (kation Mg2+) yang dihasilkan pada anoda dan muatan negatif (anion)
yang tertinggal pada katoda. Larutan ion-ion dalam jembatan garam
dapat menetralkan muatan positif dan negatif dalam larutan dan mencegah
timbulnya kelebihan muatan pada elektroda. Reaksi redoks yang sama terjadi jika
logam magnesium di letakkan langsung dalam larutan tembaga sulfat, dengan
reaksi yaitu
Mg
+ Cu2+Mg2++ Cu.
Akan
tetapi , inI bukan sel galvani karena elektron tidak mengalir melalui rangkaian
luar.Elektron bergerak langsung dari logam magnesium ke ion- ion tembaga,
membentuk logam tembaga. Ini adalah cara membuat logam tembaga dari ion- ion
tembaga, tapi tidak untuk membangkitkan tenaga Listrik.
7. Reaksi Redoks
Pada Gas Alam Jika gas alam di bakar , maka akan membentuk reaksi sebagai
berikut
CH4(g)
+ 2O2(g) = CO2(g) + 2H2O(g)
8. Reaksi Redoks
dalam BiologiPernapasan sel, contohnya, adalah oksidasi glukosa (C6H12O6)
menjadi CO2dan reduksi oksigenmenjadi air. Persamaan ringkas dari pernapasan
sel adalah:C6H12O6+ 6 O2 6 CO2+ 6 H2O
1.
Zat pemutih
Zat pemutih adalah
senyawa yang dapat digunakan untuk menghilangkan warna benda, seperti pada
tekstil, rambut dan kertas. Penghilangan warna terjadi melalui reaksi oksidasi.
Oksidator yang biasa digunakan adalah natrium hipoklorit (NaOCl) dan hidrogen
peroksida (H2O2). Warna benda ditimbulkan oleh elektron yang diaktivasi oleh
sinar tampak. Hilangnya warna benda disebabkan oksidator mampu menghilangkan
elektron tersebut. Elektron yang dilepaskan kemudian diikat oleh oksidator.
Reaksinya: Proses oksidasi pada pemutihan:
2. Fotosintesis
Fotosintesis
adalah proses reaksi oksidasi-reduksi biologi yang terjadi secara alami.
Fotosintesis merupakan proses yang kompleks dan melibatkan tumbuhan hijau, alga
hijau atau bakteri tertentu. Organisme ini mampu menggunakan energi dalam
cahaya matahari (cahaya ultraviolet) melalui reaksi redoks menghasilkan oksigen
dan gula.
Reaksi oksidasi:
Reaksi reduksi:
3.
Pembakaran
Pembakaran merupakan
contoh reaksi redoks yang paling umum. Pada pembakaran propana (C3H8-;)
di udara (mengandung O2), atom karbon teroksidasi membentuk CO2 dan atom
oksigen tereduksi menjadi H2O.
Reaksi:
4.
Baterai Nikel Kadmium
Baterai nikel-kadmium
merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang seperti aki,baterai HP, dll.
Anoda yang digunakan adalah kadmium, katodanya adalah nikel danelektrolitnya
adalah KOH. Reaksi yang terjadi:
anoda : Cd + 2
OH-→Cd(OH)2+ 2e
katoda : NiO(OH) +
H2O→Ni(OH)2+ OH-
Potensial sel yang
dihasilkan sebesar 1,4 volt.
5.
Baterai alkali
Baterai alkali hampir
sama dengan bateri karbon-seng. Anoda dan katodanya samadengan baterai
karbon-seng, seng sebagai anoda dan MnO2 sebagai katoda.Perbedaannya terletak
pada jenis elektrolit yang digunakan. Elektrolit pada bateraialkali adalah KOH
atau NaOH. Reaksi yang terjadi adalah:
anoda: Zn + 2 OH-→ZnO
+ H2O + 2e
katoda: 2MnO2+ H2O +
2e-→Mn2O3+ 2OH-
Potensial sel yang dihasilkan
baterai alkali 1,54 volt. Arus dan tegangan padabaterai alkali lebih stabil
dibanding baterai karbon-seng.
6.
Baterai perak oksida
Bentuk baterai ini
kecil seperti kancing baju biasa digunakan untuk baterai arloji,kalkulator, dan
alat elektronik lainnya. Anoda yang digunakan adalah seng,katodanya adalah
perak oksida dan elektrolitnya adalah KOH. Reaksi yang terjadi:
anoda : Zn→Zn2++ 2 e-
katoda : Ag2O + H2O +
2e→2Ag + 2 OH-
Potensial sel yang
dihasilkan sebesar 1,5 volt.
7.
AKI
Jenis baterai yang
sering digunakan pada mobil adalah baterai 12 volt timbal-asamyang biasa
dinamakan Aki. Baterai ini memiliki enam sel 2 volt yang dihubungkanseri. Logam
timbal dioksidasi menjadi ion Pb2+ dan melepaskan duaelektron di anoda. Pb
dalam timbal (IV) oksida mendapatkan dua elektron danmembentuk ion Pb2+ di
katoda. Ion Pb2+bercampur dengan ion SO42- dari asamsulfat membentuk timbal
(II) sulfat pada tiap-tiap elektroda. Jadi reaksi yang terjadiketika baterai
timbal-asam digunakan menghasilkan timbal sulfat pada keduaelektroda. PbO2+ Pb
+ 2H2SO4→2PbSO4+ 2H2O
Reaksi yang terjadi
selama penggunaan baterai timbal-asam bersifat spontan dantidak memerlukan input
energi. Reaksi sebaliknya, mengisi ulang baterai, tidakspontan karena
membutuhkan input listrik dari mobil. Arus masuk ke baterai danmenyediakan
energi bagi reaksi di mana timbal sulfat dan air diubah menjaditimbal(IV)
oksida, logam timbal dan asam sulfat.
2PbSO4+ 2H2O→PbO2+ Pb
+ 2H2SO4
8.
Baterai karbon-seng
Kalau anda memasukkan
dua atau lebih baterai dalam senter, artinya andamenghubungkannya secara seri.
Baterai harus diletakkan secara benar sehinggamemungkinkan elektron mengalir
melalui kedua sel. Baterai yang relatif murah iniadalah sel galvani
karbon-seng, dan terdapat beberapa jenis, termasuk standarddan alkaline. Jenis
ini sering juga disebut sel kering karena tidak terdapat larutanelektrolit,
yang menggantikannya adalah pasta semi padat.Pasta mangan(IV) oksida (MnO2)
berfungsi sebagai katoda. Amonium klorida(NH4Cl) dan seng klorida (ZnCl2)
berfungsi sebagai elektrolit. Seng pada lapisanluar berfungsi sebagai
anoda.Reaksi yang terjadi :
anoda : Zn→Zn2++ 2 e-
katoda : 2MnO2+ H2O +
2e-→Mn2O3+ 2OH-
Dengan menambahkan
kedua setengah reaksi akan membentuk reaksi redoksutama yang terjadi dalam sel
kering karbon-seng.
Zn + 2MnO2+ H2O→Zn2++
Mn2O3+ 2OH-
Baterai ini
menghasilkan potensial sel sebesar 1,5 volt. baterai ini bias digunakanuntuk
menyalakan peralatan seperti senter, radio, CD player, mainan, jam
dansebagainya.
9.
Pengaratan logam
4Fe(s)+3O2(g)→2Fe2O3(s)
10. Redoks
dalam Fotografi
Film fotografi dibuat
dari plastik yang dilapisi gelatin yang mengandung milyaran butiran AgBr, yang
peka terhadap cahaya.
·
Ketika cahaya mengenai
butiran-butiran AgBr, terjadilah reaksi redoks
·
Sehingga ion Ag+ tereduksi
menjadi logamnya, dan ion Br- menjadi gas Bromin
11. Pernapasan
sel
Contohnya, adalah
oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan reduksi oksigen menjadi air. Persamaan
ringkas dari pernapasan sel adalah:
C6H12O6 + 6 O2 → 6
CO2 + 6 H2O
12. Reaksi
dalam sel bahan bakar
2H2+4OH-→4H2O+4e
O2(g)+2H2O+4e-→4OH-
Reaksitotal
2H2(g)+O2(g)→2H2O(l)
13. Las
karbits
Karbit atau Kalsium
karbida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC2. Karbit digunakan dalam
proses las karbit dan juga dapat mempercepat pematangan buah.
Persamaan reaksi
Kalsium Karbida dengan air adalah:
CaC2 + 2 H2O → C2H2 +
Ca(OH)2
Karena itu 1 gram
CaC2 menghasilkan 349ml asetilen. Pada proses las karbit, asetilen yang
dihasilkan kemudian dibakar untuk menghasilkan panas yang diperlukan dalam
pengelasan.
14. Pada
perkaratan besi
Pada peristiwa
perkaratan (korosi), logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi.
Rumus kimia dari
karat besi adalah Fe2O3 . xH2O => berwarna coklat-merah. Korosi merupakan
proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) ----->
Fe2+(aq) +2e .............. E=+0,44V
O2(g) + 2H2O(l) +4e
--------> 4OH- ....... E=+0,40V
Ion besi (II) yg
terbentuk pd anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yg kemudian
membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu karat besi.
15. Pengolahan Air Kotor (Sewage)
Pengolahan air kotor
ada 3 tahap : tahap primer, sekunder, dan tersier. Saya akan menyingkat tahap
ini satu persatu...
a)
TAHAP PRIMER
untuk memisahkan
sampah yang tidak larut air, yang dilakukan dengan penyaringan dan pengendapan.
b)
TAHAP SEKUNDER
untuk menghilangkan
BOD dengan jalan mengOKSIDASInya.
c)
TAHAP TERSIER
untuk menghilangkan
sampah yang masih terdapat.
Lumpur aktif merupakan Lumpur yang kaya dengan bakteri yang
dapat menguraikan limbah organic yang dapar mengalami biodegradasi. Bakteri
aerobmengubah sampah organic menjadi biomassa dan CO2, N menjadi ammoniumdan
nitrat, P menjadi fosfat.
16. Penyapuhan
emas
Dalam proses
penyepuhan dengan emas reaksi yg terjadi adalah reduksi ion-ion emasmenjadi
logamnya,
Au+ + e- -> Au
atau Au3+ + 3e- -> Au2.
17. Peleburan
biji logam
Untuk besi, reaksi
totalnya adalah
2Fe2O3 + 3C -> 4Fe
+ 3CO2 Fe2O3 adalah bijih besi (hematit) dengan kokas (karbon/C) sebagai
reduktor.
18. Dalam
sistem biosensor
Sistem biosensor
berupa alat pengukur kadar gula dan kolesterol berbasis enzimdidalam tanah
untuk keperluan medis yang menggunakan teknologi film tebal(thick film). Alat
Pengukur kadar gula dan kolesterol dalam darah bekerjamenggunakan prinsip
elektrokimia amperometrik. Prinsip kerja deteksi dari alatini didasari pada
reaksi yang terjadi antara enzim glucose oxidase dancholesterol oxidase dengan
sample darah yang diukur. Proses reaksi kimiawi inimenghasilkan aliran arus
listrik yang kemudian diproses oleh signal conditioningdan data akusisi. Hasil
proses ini merupakan besar kadar gula dan kolesterol didalam darah. Peralatan
ini bersifat portable, kompak dan berdaya rendah
19. Pengolahan
Alumunium
Zaman dahulu kala,
Alumunium termasuk logam yang harganya mahaldipasaran. Hal ini dikarenakan
jumlahnya yang sedikit di alam dan caramendapatannya yang cukup sulit. Cara
memperolehnya dengan cara elektrolisistidak berhasil karena apabila larutan
garam alumunium dihidrolisis, air lebihmudah direduksi daripada Ion Alumunium.
Hal ini menyebabkan gas Hidrogenyang terbentuk di anoda dan bukannya Alumunium.
Elektrolisis leburanAlumunium juga tidak berhasil karena 2 hal : Larutan tidak
berbentuk ion dansenyawanya mudah menguap apabila bersuhu tinggi. Elektrolisis
oksidanya jugatidak praktis karena titik lelehnya yang tinggi yang mencapai
2000 derajatcelsius.Pada tahun 1886, Charles Hall dari Oberlin College
menemukan cara yangdapatdigunakan untuk mengelektrolisis Alumunium Oksida
dengan menggunakan Al2O3 dengan Kriolit Na3AlF3. Penambahan Kriolit ke
dalam Al2O3 menurunkan temperatur campuran hingga 1000 derajat celcius,
sehingga elektrolisi dapat dilaksanakan. Bejana yang menampung campuran
alumunium terbuat dari besiyang dilapisi beton yang bertindak sebagai katoda
dan batang karbon yang berfungsi sebagai Anoda.
20. Pengolahan
Magnesium
Magnesium merupakan
logam yang penting karena sangat ringan. Magnesiumdijumpai berlimpah dalamair
laut. Ion magnesium diendapkan dari air lautsebagai hodroksida, kemudian
Mg(OH)2 diubah menjadi kloridanya dengan caramereduksinya dengan asam klorida.
setelah airnya menguap, MgCl2dilelehkandan dielektrolisis. Magnesium dihasilkan
di katoda dan Klor di
Kesimpulan:
Jadi,
reaksi redoks memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari dilihat dari
aplikasipenerapannya.
DAFTAR PUSTAKA